Sepuluh tahun lalu, segala sesuatu menyerangku dari segala arah. Aku mengalami depresi dan berpikir untuk bunuh diri. Aku pernah mencoba bunuh diri di sebuah motel, tetapi seorang pelayan pembersih kamar menyelamatkanku.
Setelah keluar dari rumah sakit, aku masih tetap bertekad untuk mengakhiri hidupku. Aku mulai mengumpulkan berbagai macam pil. Kalau aku pergi beribadah untuk mencari jawaban, aku akan memandang sekelilingku untuk melihat apakah aku mungkin bisa gantung diri di langit-langit bangunan itu.
Dua bulan kemudian, aku kembali berusaha bunuh diri. Aku pergi ke sebuah kota kecil dengan membawa 300 pil. Seorang teman berhasil melacak jejakku ke tempat itu. Tiga teman lain membujukku masuk rumah sakit. Aku berjalan ke rumah sakit dengan membawa 300 pil itu dan masih tetap bertekad bunuh diri di sana.
Ketika sedang duduk di lobi, aku mengambil majalah Reader's Digest dan membukanya sambil lalu. Halaman yang kubuka ternyata memuat artikel berjudul Sebelum Anda Bunuh Diri. Di artikel itu disebutkan beberapa alasan kuat untuk memilih tetap hidup daripada bunuh diri. Aku lalu memanggil seorang perawat dan memberikan semua pil yang kusembunyikan.
Artikel di majalah tersebut telah menyelamatkan hidupku. Itu terjadi sepuluh tahun yang lalu, dan sampai sekarang aku baik-baik saja. (Dikutip dari sebuah kolom di suratkabar, September 1995)
Terkadang yang dibutuhkan untuk menyelamatkan jiwa dan menyembuhkan hati hanyalah sepatah kata ramah dan pesan yang mengandung harapan dan inspirasi.
(Dari: Buku Small Miracles - 68 Kisah Nyata tentang Kebetulan-Kebetulan Tak Terduga yang Memperkaya Jiwa, karya Yitta Halberstam & Judith Leventhal. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar