Seorang CEO (Chief Executive Officer) hendak mewariskan perusahaan besar kepada karyawan terbaik. Untuk itu, ia memanggil semua eksekutifnya. Ia memberikan sebutir benih kepada masing-masing dan berkata, "Sirami dengan teratur, rawat, dan kembalilah setahun dari sekarang."
Salah seorang eksekutif, Joko, pulang ke rumah dan menanam benih itu. Ia merawatnya setiap hari. Setelah enam bulan, para eksekutif lain saling bicara tentang tanaman mereka di kantor, sedangkan Joko tidak melihat perubahan apa pun pada benih miliknya. Ia merasa gagal.
Setahun berlalu. Semua eksekutif menghadap CEO untuk memperlihatkan hasil benih tersebut. Memasuki ruang rapat, Joko hanya membawa pot berisi tanah. Seluruh mata memandangnya dengan rasa kasihan.
Ketika CEO memasuki ruangan, ia memandang keindahan semua tanaman yang ada, sampai akhirnya berhenti di depan pot milik Joko. CEO lalu meminta Joko menceritakan tragedi yang menimpanya. Selesai bercerita, CEO berseru,"Berikan tepuk tangan meriah untuk Joko, CEO baru kita!"
Ternyata, CEO itu memberikan sebutir benih yang sebelumnya telah disiram air panas, sehingga tidak mungkin bertumbuh. "Melihat benih yang kuberikan tidak tumbuh, kalian menukarnya dan berbohong kepadaku. Berbeda dengan Joko, ia menceritakan dengan jujur hal sebenarnya," ujar CEO.
Orang yang mati nuraninya, tidak akan menghasilkan buah yang menghidupkan." - Xavier Quentin Pranata
(Dari: Buku 100 Inspiring Stories - Kisah-kisah Kehidupan yang Menginspirasi, Menghibur, dan Menyejukkan Jiwa Anda, karya Xavier Quentin Pranata. Penerbit Andi-Yogyakarta, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar