Luz Long dan Jesse Owens |
Namun, ketika ia berjalan ke tempat lompat jauh, Owens melihat seorang pria Jerman yang tinggi dan bermata biru sedang berlatih melompat dalam jarak 7,92 meter. Owens menjadi gugup. Ia sadar akan ketegangan yang dirasakannya melalui kehadiran pria Jerman itu - Nazi ingin membuktikan keunggulan ras Arya atas siapa pun dari keturunan Afrika seperti dirinya.
Tekanan itu sangat besar, sehingga pada lompatan pertamanya Owens tanpa sengaja menginjak papan lompat beberapa sentimeter. Gugup, ia pun gagal dalam lompatan kedua. Ia hanya punya satu kesempatan lagi sebelum dieliminasi.
Saat itu, atlet Jerman tersebut mendekati Owens. Mereka berbicara. Orang Jerman itu memperkenalkan diri, namanya Luz Long. "Kau seharusnya bisa lolos dengan mata tertutup!" katanya kepada Owens. Luar biasa! Di zaman Nazi, masih ada seorang Jerman yang memberi kata-kata dorongan kepada pria yang dianggap lawannya, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Owens berhasil masuk babak kualifikasi. Di final, Owens membuat sebuah rekor Olimpiade dan menerima medali emas kedua dari empat medali emas di Olimpiade itu. Dan siapa orang pertama yang mengucapkan selamat kepada Owens? Luz Long - di bawah tatapan penuh murka dari Adolf Hitler, karena melanggar peraturan dengan mengulurkan tangan persahabatan.
Owens tak pernah melihat Long lagi. Atlet Jerman itu tewas dalam Perang Dunia II. Tetapi Owens tak pernah melupakannya. Belakangan Owens menulis, "Anda dapat melelehkan semua medali dan tropi yang saya miliki. Semua itu tak cukup untuk dibandingkan dengan persahabatan dua puluh empat karat yang saya rasakan dengan Luz Long." (Diadaptasi dari The Power of an Encouraging Word)
(Dari: Buku Harga Tak Ternilai Seorang Sahabat, karya John C. Maxwell. Penerbit Light Publishing, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar