Seorang pengusaha kaya memasang pengumuman di seluruh sudut kota. Pengumuman itu berbunyi, jika ada orang di kota itu yang punya hutang, datanglah ke kantor pengusaha tersebut pada hari yang ditentukan antara jam sembilan sampai jam dua belas siang. Pengusaha itu akan membayar seluruh hutang orang tersebut.
Pengumuman itu menjadi bahan pembicaraan hangat di kota. Tetapi, hanya sedikit orang yang memercayai hal itu. Mereka menduga, pasti ada jebakan di baliknya.
Hari yang ditentukan tiba. Pengusaha duduk di kantornya pada jam sembilan pagi, tetapi tidak ada yang datang. Jam sebelas siang, ada seorang pria berjalan mondar-mandir di depan kantor. Akhirnya ia memberanikan diri masuk.
"Apakah kamu punya hutang?" tanya si pengusaha. "Tentu," jawab orang itu. "Apakah kamu punya rekening atau surat untuk membuktikannya?" Orang itu mengeluarkan beberapa surat. Pengusaha itu lalu menulis sejumlah uang pada cek untuk membayar hutang tersebut. Sebelum jam dua belas siang ada beberapa orang lain yang datang dan mendapatkan pembayaran hutang mereka.
Orang-orang di luar tak bisa memercayai hal itu. Tetapi, tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk meminta agar si pengusaha membayar hutang mereka.
Jika orang sudah tidak memercayai kebaikan orang lain, bagaimana mereka bisa percaya akan kebaikan Tuhan? (Tonne)
(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-1, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar