Waktu aku masih kecil, seorang guru bertanya kepadaku, apa yang aku lakukan ketika berlibur di rumah? Dengan malu-malu (takut-takut) aku menjawab, "Aku bersembunyi di balik tirai di sudut kamarku, kemudian aku merenungkan sesuatu."
"Tetapi, apa yang kau renungkan?" tanyanya sambil tertawa.
"Aku berpikir tentang Tuhan, tentang hidup yang singkat, tentang keabadian. Singkat kata, aku merenung," jawabku.
Kini aku tahu bahwa aku benar-benar terlibat dalam doa-doa mental di bawah bimbingan seorang Guru yang baik. Aku menyadari bahwa "Kerajaan Allah ada di tengah kita," bahwa sang Guru sejati tidak memerlukan buku atau guru untuk mengajar kita.
Sang Mahaguru mengajar bukan dengan suara lantang, bahkan aku tak pernah mendengar Ia berbicara. Aku menyadari bahwa Ia ada di dalam diriku, selalu menuntun dan mengilhami aku. Ketika aku membutuhkanNya, cahaya-cahaya yang hingga kini tak kelihatan, menyinari aku. Kini hal itu terjadi secara teratur, bukan ketika berdoa, namun di sela-sela tugas harianku.
(Dari: Buku Berpasrah Penuh - 30 Hari Bersama Mahaguru Spiritual Theresia dari Lisieux, editor serial John Kirvan. Penerbit Obor, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar