Siang itu kendaraan kami terhalang dua kendaraan yang berhenti di gerbang masuk kompleks perumahan. Rupanya, kedua pengemudi kendaraan itu sedang adu mulut. Keduanya merasa paling berhak keluar dan masuk lewat pintu gerbang lebih dahulu. Namun, hal itu malah membuat kendaraan mereka bergesekan.
Mereka turun dari kendaraan masing-masing dan saling menyalahkan. Tak tahan berlama-lama dalam mobil menunggu mereka, saya spontan turun dan mencoba membantu mereka menyelesaikan masalah itu dengan simpatik dan ramah.
Namun, tak semudah yang dibayangkan, ketika berhadapan dengan mereka. Mereka tidak hanya sulit didamaikan, tetapi juga sikap mereka hampir memancing emosi saya. Akhirnya saya mengundurkan diri, setelah merasa cukup memberi nasihat.
Merasa diri selalu benar, tidak akan pernah mampu menyelesaikan persoalan yang kita hadapi. Merasa diri selalu benar bukanlah kebenaran itu sendiri. Setiap orang yang merasa selalu benar, sesungguhnya sedang membangun kecenderungan untuk salah. Beranilah mengakui kesalahan, karena dari sanalah awal kebenaran yang sesungguhnya.
(Dari: Buku Momen Inspirasi - Renungan Bagi Kesehatan Jiwa jilid ke-3, karya Imanuel Kristo. Penerbit Andi - Yogyakarta, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar