Walau demikian, aku ingin mengatakan kepadamu bahwa aku senang bergelantung di sini pada sisi batu karang yang terjal. Akarku yang sedikit jumlahnya melingkari puncak sebuah batu.
Aku sering bermimpi tumbuh menjadi besar dan indah. Angin yang bertiup akan mengayunkanku ke sana-kemari dan tetesan air hujan membersihkan daun-daunku. Di sisi karang ini, aku merasa begitu kerdil. Angin terkadang tidak bertiup melalui dahan-dahanku. Bahkan, matahari hanya menghangatkanku setengah hari. Kemudian, ia meninggalkanku di balik bayang batu karang dan terbenam di atas pepohonan raksasa di lembah.
Mengapa aku harus tinggal di sini, bergelantung pada sebuah batu karang? Aku tidak punya humus yang cukup untuk mengembangkan semua keindahan dalam diriku. AKu kecewa dengan hidupku.
Pada suatu pagi yang cerah, semerbak wewangian semua bunga rumput yang baru mekar menebarkan aromanya kepadaku. Seekor burung mungil mendendangkan siulannya di dahan-dahanku. Kehangatan sinar mentari pagi memberi kecupan padaku jauh sebelum menyentuh mereka yang ada di lembah.
Betapa indah pemandangan terhampar di hadapanku, yang hanya dapat disaksikan dari atas sini. Tak ada pohon lain di bawah sana yang bisa memandang sejauh dan seluas pandangan yang terhampar di hadapanku.
Sejak hari itu, aku mulai menyadari bahwa aku ini sesuatu yang khusus. Aku adalah sebatang pohon khusus yang diciptakan untuk jenis tempat yang khusus. Tak satu pun dari pohon-pohon yang besar dan indah itu dapat mengalami apa yang sedang kualami. Mengapa aku memerlukan waktu begitu lama untuk menyadarinya? (Willi Hoffsuemmer)
(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-3, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar