Seorang hartawan terbaring di ranjang kematiannya. Seluruh hidupnya telah dipusatkan hanya untuk uang. Ia menganggap, dalam kehidupan yang akan datang pun, uang tetap akan menjadi segalanya. Karena itu, ia memberi perintah agar sebuah kantong berisi keping-keping uang emas ditempatkan di sisi jenazahnya. Keinginan terakhir itu dipenuhi.
Di dunia lain, ia mengambil buku pedoman sepanjang masa untuk menemukan namanya dalam salah satu buku kehidupan. Karena pencarian nama itu membutuhkan waktu sangat lama, ia menjadi lapar dan haus. Ia memandang sekeliling dan melihat hidangan sangat lezat di sebuah restoran yang tak jauh dari situ. Ia berniat membelanjakan sedikit uang emasnya.
Tetapi, ketika akan membayar, pelayan restoran mengatakan, uang yang dibawanya tak bernilai di sana. Uang yang bernilai justru adalah uang yang ia berikan kepada sesamanya selagi masih hidup di dunia. Orang kaya itu berusaha mengingat berapa banyak uang yang telah diberikannya kepada orang-orang lain, tetapi ia tak dapat mengingat satu pun.
Di pusara seorang pria Inggris tertulis:
Saya memiliki yang saya dermakan,
saya kehilangan yang saya pelihara,
saya menerima yang saya berikan.
(Sebagian disadur dari Leo Tolstoy)
(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-3, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar