pengamatan pasif, perhatian pasif terhadap suatu objek, “si aku” tidak ada. Yang ada hanya pengamatan, tidak ada “si aku” yang mengamati.
Kalau Anda mengamati suatu objek, kemudian si pemikir atau pikiran mulai menamai, menilai, menyenangi, atau membenci, berarti “si aku” sudah menyusup dalam pengamatan Anda. Objek yang diamati dengan subjek yang mengamati tidak berbeda. Diri yang mengamati dan yang diamati tidaklah berbeda.
Cobalah amati kapan “si aku” itu menyusup dalam pengamatan Anda. Lihatlah kapan “si aku”
muncul dan membuat jarak dari objek yang diamati. Ketika terjadi jarak objek-subjek, muncul dualitas, di situlah konflik lahir.
Bisakah terjadi pengamatan pasif terhadap suatu objek, tanpa intervensi pikiran atau “si aku”? Kalaupun muncul pikiran atau “si aku,” sadari saja geraknya, sampai ia berhenti dengan sendirinya.
(Dari: Buku Meditasi Sebagai Pembebasan Diri, karya J. Sudrijanta, S.J. Penerbit: Kanisius 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar