Sering terjadi, kita mengalami masa indah di awal suatu relasi. Kita lantas mengira relasi itu berasal dari surga - kita telah menemukan orang yang akan memenuhi semua kebutuhan kita! Dan ketika kebutuhan kita tidak dipenuhi, kita menganggap relasi itu berasal dari neraka.
Salah satu kesalahan terbesar kita adalah mengira pasangan kita hadir untuk mengurus kita, menjadi tempat kita bermanja-manja, sosok yang senantiasa menyenangkan hati kita.
Mengharapkan pasangan kita memenuhi kebutuhan kita sebenarnya mengganjal relasi, karena entah ia memenuhi kebutuhan kita atau tidak, setiap kali kita merasa tidak enak, kita akan menyalahkannya. Ini bukan tujuan dari suatu relasi.
Kebahagiaan adalah tujuan suatu relasi. Hal itu bukan muncul dari harapan bahwa pasangan kita akan memenuhi kebutuhan kita. Kebahagiaan berasal dari kemampuan kita menciptakan relasi, memberi dan menerima, serta menjembatani perbedaan yang selanjutnya akan membentuk kepercayaan dalam suatu relasi.
Latihan
Pilihlah seseorang yang dekat dengan Anda, entah di keluarga atau di tempat kerja. Sepanjang hari, bersikaplah mendukungnya - mulai dari pikiran, perasaan, dan perilaku Anda. Keberhasilan orang itu adalah keberhasilan Anda, kegembiraan orang itu adalah kegembiraan Anda. Biarkan kreativitas Anda muncul, ketika Anda mencari berbagai cara untuk mendukungnya.
(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar