"Tidak" adalah kata yang membuat perasaan tak nyaman. Kerap kali kata itu sulit diutarakan. Banyak alasannya: takut mengecewakan teman-teman kita, takut kehilangan kesempatan menarik, takut tidak mendapat promosi jabatan.
Meski demikian, kita semua adalah manusia dan sama-sama memiliki batas-batas manusiawi, termasuk batas waktu yang hanya 24 jam per hari. Ketika tuntutan waktu kita melampaui waktu yang tersedia, maka kata "tidak" adalah kata yang berlaku.
Mengatakan "tidak" bukan suatu alasan untuk tidak mau terlibat, atau kemalasan, atau ketidakpekaan. Sebaliknya, bila kata ini digunakan secara tepat, sesungguhnya itu semata merupakan suatu mekanisme untuk menjalani prioritas-prioritas dalam hidup kita - dengan mempersilakan Allah mengatur hidup kita.
"Tidak" adalah kata yang menunjukkan fokus. Ketika Steve Jobs kembali mengambil alih Apple Computer untuk kedua kali, ia memutuskan perusahaan itu perlu fokus. "Berfokus bukan berarti mengatakan ya, melainkan berkata tidak," kata Jobs.
Menjalani hidup yang "mengendalikan diri," butuh introspeksi dan wawasan ke dalam. Berlatihlah berkata "tidak" meski untuk hal-hal baik sekali pun, sehingga Anda bisa berkata "ya" pada hal-hal yang benar.
Waspadalah, agar Anda memahami proritas mana yang Anda rangkul dengan kata "ya" dan prioritas mana yang Anda tolak dengan kata "tidak." Bila dilakukan dengan benar, hal itu akan sangat berpengaruh.
(Dari: Buku A Minute of Margin - 180 Inspirasi Harian Mengembalikan Keseimbangan Kepada Hidup yang Baik, karya Richard A. Swenson, M.D. Penerbit Pionir Jaya, 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar