Merhan Karimi Nasseri, warga Iran, dicabut kewarganegaraannya ketika menaiki pesawat terbang menuju Paris. Paspornya diambil. Tanpa bukti kewarganegaraan, setiba di Paris ia tidak diizinkan meninggalkan bandara.
Selama sebelas tahun ia tinggal di Terminal I; mandi di toilet bandara, dan hidup dari bantuan staf bandara. Tahun 1999, pemerintah Perancis akhirnya memberi Nasseri izin untuk tinggal dan bekerja di Paris.
Sekarang, ia bebas pergi ke mana pun, namun ia tetap memilih tinggal di bandara - sudah terlanjur betah. Setelah dibujuk selama beberapa hari, akhirnya ia bersedia pindah dari bandara.
Sebuah bandara, betapa pun besar dan bagus, bukanlah rumah. Begitu pula, dunia ini bukan rumah sejati kita. Maka, janganlah kita terlalu melekat dengan daya tarik dan kenikmatan dunia dengan terus mengejar makanan, kemewahan, kehormatan, dan keuntungan.
Orang yang terlalu lekat pada dunia akan takut meninggalkan dunia ini, apabila saatnya tiba. Segala hal yang telah terlanjur digenggam erat biasanya sangat sulit dilepaskan.
Maka, bersyukurlah kalau kadang-kadang Tuhan mengizinkan kita mengalami kehilangan, baik benda, kuasa, maupun kekasih tercinta. Hal itu menyadarkan kita bahwa dunia bukan rumah kita. Semuanya fana dan akan lenyap.
(Dari: Buku Renungan Harian - Agustus 2010. Penerbit Yayasan Gloria, Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar