Semua konflik berubah menjadi adu kekuatan, jika kita tidak mencari tujuan bersama yang lebih mulia. Bahkan, jika kita berhasil mengendalikan orang lain atau pasangan kita untuk melakukannya sesuai keinginan kita, kebutuhan kita tetap tidak terpenuhi. Kemudian, kita mulai kehilangan minat terhadap orang lain atau pasangan kita.
Dengan menyadari bahwa pada kedua titik pandang - yang kelihatannya berbeda - terdapat persoalan yang sama, sebenarnya kita dapat menciptakan sesuatu yang lebih baik.
Saat kita mencermati kedua sisi konflik, kita akan menemukan tujuan bersama yang lebih mulia, yang secara alami memadukan kedua titik pandang tersebut; menyatukan aspek-aspek yang saat ini tampak berlawanan.
Latihan
Hari ini, ingatlah salah satu konflik yang tengah Anda hadapi. Tanpa terlalu lama merenungkan sisi yang berbeda dalam konflik ini, tenangkanlah diri Anda. Mintalah agar diberi rahmat untuk mengetahui tujuan yang lebih mulia - yang selama ini terhalang karena konflik tersebut.
Jawaban terhadap persoalan Anda dapat muncul tiba-tiba dalam benak Anda, setelah Anda melepaskan semua kekhawatiran dan kecemasan saat ini. Menerima tujuan yang lebih mulia merupakan awal yang secara otomatis akan mengakhiri konflik Anda. Apa ruginya jika Anda berhasil menjadikan lawan Anda sebagai sekutu Anda?
(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar