Sudah beberapa bulan ini tak ada lagi kedamaian di hutan. Berawal dari perbedaan pendapat sederhana antara teman-teman lama, menjalar menjadi konflik berskala penuh yang melibatkan semua hewan di hutan.
Awalnya, tupai mengatakan kepada serigala bahwa dari
semua makhluk di hutan, ia hewan paling berbahagia. “Tak
mungkin,” balas serigala dengan marah. “Aku yang paling bahagia!” Serigala lalu
memberitahu pertengkaran itu kepada sigung.
Tentu saja, sigung mencibir bahwa
serigala lebih berbahagia darinya. Mereka lalu terlibat pertengkaran yang
menarik perhatian seekor burung berbulu abu-abu dan seekor burung pelatuk.
Sejenak kemudian, keempat hewan bertengkar mengenai siapa yang paling
berbahagia. Dari sanalah konflik menyebar.
Solomon, burung hantu tua yang bijak di hutan itu, tak
berminat terlibat dalam perdebatan kekanak-kanakan yang sering kali meletup di
antara kawan-kawannya. Tetapi, ia ingin membereskan masalah itu dan ia tahu
siapa yang paling bahagia dari semua makhluk ciptaan di hutan tersebut.
Solomon lalu memanggil semua hewan di hutan untuk
menghadiri sidang perdamaian istimewa. Pada waktu dan tempat yang telah
ditentukan, mereka hadir. “Jangan-jangan, tak satu pun di antara kalian semua
yang ada di sini sama seperti yang kalian katakan,” ujar Solomon. “Sebab, yang
paling bahagia dari antara kalian, tidak bersama kita hari ini,” lanjutnya.
Suasana sepi tetapi tegang menyelimuti sidang itu. “Kalau
begitu, katakan kepada kami, menurut pendapatmu siapa yang paling berbahagia
dari antara kita?” terdengar satu teriakan. Solomon berhenti sejenak, kemudian
berkata, “Kalian semua mengenalnya. Ia adalah Abraham, si kura-kura tua dari
Lembah Timur.”
“Apa!” jerit salah satu dari burung-burung gagak. “Katakan,
apa yang bisa membuat Abraham sangat mungkin berbahagia, sementara kami tidak?”
Solomon menjawab seraya tersenyum, “Tidak peduli bahaya dalam
perjalanan yang ditempuhnya, tanpa memandang cuaca, atau apa pun tantangan yang
bakal dijumpai sepanjang perjalanan, rumah Abraham selalu bersamanya.”
(Dari: Buku Sang Pencari, Pencarian, dan Yang Kudus - Mutiara-Mutiara Pencerah untuk Menemukan Kebesaran Jiwa, karya Guy Finley. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar