Selama hidup, kita menghabiskan waktu dan energi tidak sedikit untuk urusan harta, badan, dan keluarga kita. Padahal, cepat atau lambat, mereka akan meninggalkan kita. Sementara "harta" satu-satunya yang paling setia, yaitu jiwa kita, justru sering kita abaikan.
Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah menyangka bahwa kita adalah makhluk fisik. Banyak orang beranggapan, "aku adalah tubuhku." Karena itu, seluruh hidup digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik. Mereka mengumpulkan harta dan memenuhi nafsu badan seolah-olah mereka akan hidup selama-lamanya.
Padahal, manusia sama sekali bukan makhluk fisik. Manusia adalah makhluk spiritual. Kita bukanlah tubuh kita, kita adalah jiwa kita. Sejak pertama kali diciptakan, kita adalah makhluk spiritual, dan sampai kapan pun kita tetap makhluk spiritual.
Hanya, ketika berada di dunia, jiwa kita membutuhkan badan sebagai "rumah" kita. Tetapi, badan ini lama-kelamaan akan rusak dan aus. Pada akhirnya, badan tak dapat lagi kita gunakan. Kita menyebutnya meninggal dunia. Tetapi, ini tidak sama dengan kematian. Kita hanya meninggalkan dunia, namun kita masih tetap hidup.
Kalau kita menyadari kenyataan sederhana itu, kita tak akan menjadi manusia yang rakus dan serakah. Kita sadar, hidup di dunia ini hanya sementara. Memang, kita tak dapat hidup tanpa memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik kita seperti sandang, pangan, dan papan. Tetapi, kita tahu di balik wujud kasar kita, ada jiwa yang merupakan milik kita selamanya.
Orang-orang yang korupsi dan serakah sebetulnya memiliki satu tujuan: kebahagiaan. Namun, karena mereka menganggap diri mereka hanya makhluk fisik, maka kebahagiaan diterjemahkan menjadi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Keserakahan terhadap dunia telah merusak dan menggerogoti jiwa mereka, menutupi seluruh hati sehingga seakan-akan tak pernah mendapat "cahaya" dari Tuhan.
Seorang bijak bertanya kepada murid-muridnya, "Di mana Tuhan ada?" Murid-muridnya dengan tangkas menjawab, "Di mana-mana." Namun, orang bijak itu berkata, "Tidak. Tuhan hanya ada, ketika manusia membiarkan-Nya masuk."
Orang-orang serakah telah menutup ruangan hati mereka dengan harta benda. Tak ada lagi tempat yang dibiarkan tersisa untuk cahaya Ilahi. Kurangilah ketergantungan pada dunia fisik dan bukalah pintu pada dunia spiritual. Berikan ruangan pada cahaya Ilahi untuk masuk.
(Dari: Buku Life is Beautiful - Sebuah Jendela untuk Melihat Dunia, karya Arvan Pradiansyah. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar