Bai Fang Li seorang tukang becak. Ia sudah mengayuh becak miliknya selama 20 tahun. Ia bekerja tiap hari mulai pukul 6 pagi hingga pukul 7 malam. Setiap hari ia menikmati makan siang berupa dua kue kismis dan air tawa serta makan malam sepotong daging dan sebutir telur.
Yang istimewa semasa hidupnya ialah ketika ia menyumbangkan 350 ribu RMB (sekitar Rp 455 juta) ke perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Tiajin untuk membiayai 300 anak miskin, agar dapat mengenyam pendidikan.
Saat berumur 90 tahun, ia kembali menyerahkan 500 RMB ke sebuah sekolah sambil berkata, "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan."
Fang Li meninggal pada usia 93 tahun. Orang-orang menulis di foto terakhirnya, "Cinta yang istiewa dari orang yang luar biasa." Fang Li meninggalkan semangat kepedulian dan simpati yang indah. Ia telah menjadi sahabat bagi banyak orang. Semua itu dimulai dari hidup yang sederhana, namun menghasilkan dampak yang tidak sederhana.
(Dari: Buku Momen Inspirasi - Renungan Bagi Kesehatan Jiwa jilid ke-3, karya Imanuel Kristo. Penerbit Andi - Yogyakarta, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar