Suatu kali saya pernah bercakap-cakap tentang rasa syukur dengan seseorang. Sebuah kalimat pendek meluncur dari mulutnya, "Nanti kalau aku sudah hidup berkecukupan, baru aku dapat bersyukur."
Baginya, bersyukur adalah sesuatu yang sulit, karena selalu dikaitkan dengan situasi di sekitarnya. Padahal, bersyukur adalah tentang hati, tentang kedalaman jiwa kita. Bukan kecukupan yang membuat kita dapat bersyukur, melainkan rasa syukurlah yang membuat kita merasa cukup.
Cobalah melakukannya. Ubahlah pemahaman yang keliru tentang bersyukur - dapatkanlah kebahagiaannya. Sebelum kita mengeluh karena lelah bekerja, ingatlah begitu banyak orang yang masih menganggur. Sebelum kita mengeluh makanan yang kita santap, ingatlah mereka yang sulit memperoleh makanan. Maka, ada begitu banyak alasan bagi kita untuk bersyukur daripada bersungut-sungut.
(Dari: Buku Momen Inspirasi - Renungan Bagi Kesehatan Jiwa jilid ke-3, karya Imanuel Kristo. Penerbit Andi - Yogyakarta, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar