Keesokan pagi, para biarawan duduk bersama tamu mereka saat sarapan. Mereka begitu ingin mendengarkan kata-kata bijaknya. "Semalam saya bermimpi," kata tamu itu, "Ada yang memberitahu saya, salah seorang dari kalian adalah orang kudus."
Para biarawan tercengang, mereka saling berpandangan. "Siapakah orang itu?" tanya salah satu dari mereka. "Saya tak bisa mengatakannya kepada Anda," jawab orang asing itu. "Anda sendirilah yang harus mengungkapkannya." Kemudian tamu itu pergi.
Selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, para biarawan saling menjajaki satu sama lain. Mereka memperlakukan rekan-rekannya seolah-olah salah satu di antara mereka adalah orang kudus.
Lalu, mulai terjadi hal-hal luar biasa. Untuk pertama kali biara itu diliputi kegembiraan dan apresiasi para penghuninya. Doa-doa dipanjatkan dengan semangat. Dalam waktu beberapa tahun, biara menjadi hidup karena setiap anggotanya mengalami pencerahan jiwa.
Akhirnya semua biarawan tua itu meninggal tanpa pernah tahu siapa di antara mereka adalah orang kudus. Tidak masalah - mereka semua telah menjadi orang kudus.
***
Jangan terpaku pada kesalahan mereka, tetapi sanjunglah kehebatan mereka sebagai suatu kenyataan. Maka, kehidupan Anda akan menjadi sebuah petualangan sangat luas dalam membangkitkan hal-hal terbaik pada diri setiap orang yang Anda jumpai.
Ketika Anda menemukan kesucian dan kebaikan pada diri orang lain, Anda juga akan menemukan hal yang sama dalam diri Anda sendiri.
(Dari: Buku Hati yang Bijaksana - Renungan untuk Kehidupan yang Lebih Berarti, karya Alan Cohen. Penerbit Interaksara, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar