Stasiun kecil yang sederhana untuk penyelamatan, pernah berdiri di sebuah pantai yang terkenal berbahaya, karena sering terjadi kapal karam. Stasiun itu hanya terdiri dari sebuah pondok dengan satu kapal kecil, namun para relawannya tanpa kenal lelah terus mengawasi lautan yang bergelora.
Beberapa dari orang-orang yang mereka selamatkan dan orang-orang yang mengagumi pekerjaan mereka mulai menjadi relawan. Kapal-kapal baru dibeli. Para kru baru dilatih. Beberapa anggota mengumpulkan dana untuk membangun stasiun yang lebih besar dengan perlengkapan lebih baru dan sistem penyelamatan lebih baik.
Seiring berlalunya waktu, stasiun itu mulai berkurang fungsinya sebagai stasiun penyelamatan nyawa. Tempat itu perlahan berubah menjadi klub kapal pesiar. Hanya beberapa orang yang terlibat berpatroli di laut untuk menyelamatkan orang-orang yang berada dalam bahaya.
Akhirnya, tinggal sedikit sekali anggota tim penyelamatan di stasiun itu yang benar-benar berminat dalam misi penyelamatan nyawa. Mereka kini mempekerjakan kru-kru profesional kapal penyelamat untuk melakukan penyelamatan nyawa hanya jika badai mengamuk.
Suatu kali, sebuah kapal besar mengalami ledakan di dalam kamar mesinnya, dan mulai dimasuki air. Tanda SOS yang diberikan kapal itu luput dari perhatian orang-orang di stasiun penyelamatan nyawa. Mereka sibuk dengan hal-hal lain. Kapal besar itu mulai tenggelam, saat sebuah kapal penyelamat diluncurkan. Banyak orang tewas.
Apakah Anda mendengar "suatu panggilan SOS" hari ini, atau apakah Anda hanya menjadi "anggota klub kapal pesiar"?
Dunia penuh dengan orang-orang yang bersedia: Beberapa orang bersedia bekerja, sisanya bersedia membiarkan orang lain bekerja.
(Dari: Buku Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin, editor Dr. Lyndon Saputra. Penerbit Gospel Press, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar