Dalam perjalanan pulang dari pelayanan seumur hidup sebagai misionaris di Afrika, sepasang manula berada di satu kapal laut bersama Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt (1858-1919). Sang Presiden sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah ekspedisi perburuan.
Pasangan manula tersebut menyaksikan dengan takjub, kemeriahan sambutan yang diberikan kepada Presiden dan rombongannya. Ketika kapal berlabuh di New York, sebuah band menyambut dan walikota mengucapkan selamat datang kepadanya. Warga setempat mengelu-elukan kepulangan Sang Presiden.
Sementara itu, pasangan misionaris tua keluar diam-diam dari kapal, masuk ke sebuah apartemen murah. Mereka tidak memiliki uang pensiun dan kesehatan mereka memburuk. Si suami, tak habis pikir, mengapa Presiden menerima sorak-sorai; sedangkan mereka telah melewati puluhan tahun pelayanan, tak memperoleh perhatian sedikit pun.
Ia terdiam dengan wajah murung. Namun, tak berapa lama si istri melihat perubahan dalam perilaku suaminya. "Apa yang terjadi?" tanya sang istri. "Tuhan meletakkan tanganNya di bahuku dan hanya mengatakan, 'Kamu kan belum sampai di rumah!'"
Banyak kebaikan dapat dilakukan di dunia, jika orang tidak terlalu peduli siapa yang memperoleh pujian.
(Dari: Buku Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin, editor Dr. Lyndon Saputra. Penerbit Gospel Press, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar