George Jones (1811-1891), jurnalis, mengawali karier sebagai pegawai di sebuah toko tembikar. Ia segera memperoleh reputasi sebagai karyawan yang cemerlang dan ambisius - pemuda yang memiliki kebiasaan kerja yang baik dan berperilaku santun.
Namun, sifat yang paling dirujuk orang-orang ketika memuji Jones adalah kejujurannya. Reputasi itulah yang menarik perhatian Henry J. Raymond, jurnalis kondang. Mereka lalu mendirikan harian The New York Times.
Jones terus mempertahankan reputasinya. Loyalitasnya kepada Raymond dan kejujurannya sebagai pengusaha membuahkan nama baik di New York City.
Suatu kali, The New York Times memulai kampanye menentang William "Boss" Tweed, politisi dan anggota dewan, serta dinastinya yang korup. Jones menerima tawaran suap sebesar US$500.000 - jumlah yang besar pada waktu itu - dari para sekutu Tweed. Yang harus dilakukan Jones hanyalah mengundurkan diri, pergi ke Eropa.
"Anda dapat hidup seperti pangeran sepanjang hari-hari Anda seterusnya," kata orang yang memberikan tawaran itu. "Ya, tetapi setiap hari saya akan mengenal diri saya sebagai seorang bajingan," Jones menanggapi.
Hati nurani yang bersih tidak dapat dibeli. Itulah yang membuatnya dihargai sangat tinggi. Menjaga hati nurani tetap bersih adalah semudah memutuskan untuk memiliki hati nurani yang bersih.
Putuskanlah untuk tidak membiarkan tawaran-tawaran yang menggoda itu memengaruhi Anda. Saat Anda melakukannya, yakinlah Tuhan ada untuk memberi Anda kekuatan mengatasi godaan apa pun.
Ada satu hal yang tetap bertahan dalam menghadapi keadaan hidup terburuk: hati nurani.
(Dari: Buku Kisah-Kisah Rohani Pembangkit Semangat untuk Pemimpin, editor Dr. Lyndon Saputra. Penerbit Gospel Press, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar