Ada satu tempat yang sangat jarang dikunjungi manusia. Tempat ini bernama hati."
Berbagai masalah yang kita hadapi sebenarnya berakar dari tiadanya hati yang bersih. Hati yang dimaksud bukanlah bentuk fisik berupa sepotong daging dalam tubuh kita, tetapi sesuatu yang amat halus, lembut, tidak kasat mata, dan bersifat spiritual.
Hati adalah tempat bertanya. Hati adalah cermin. Hal-hal terpuji akan membuat hati mengkilap dan cemerlang. Sementara hal-hal tercela akan membentuk asap hitam yang sedikit demi sedikit menumpuk dan membuat hati menjadi gelap.
Kita perlu membersihkan hati dari tiga penyakit yang paling sering menghinggapi hati kita. Pertama, kesombongan dan arogan. Penyakit ini sering muncul dalam bentuk merasa diri lebih penting, lebih tahu, lebih benar, dan lebih taat daripada orang lain. Kita merasa tak perlu mendengarkan orang lain dan sibuk memaksakan "agenda" kita kepada orang lain.
Akar kesombongan adalah kebiasaan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Padahal, satu-satunya perbandingan yang baik adalah membandingkan diri kita terhadap potensi kita sendiri.
Kedua, keserakahan. Akar keserakahan adalah perasaan bahwa segala sesuatu sangat terbatas, karena itu saya akan mengambil bagian saya dulu sebelum kehabisan. Persoalan-persoalan yang kita hadapi di negara ini: KKN, korupsi, upah minimum yang tidak cukup untuk hidup layak, atau tarik-ulur otonomi daerah, sebenarnya berakar dari keserakahan, yaitu keinginan menguasai dan tiadanya keinginan untuk berbagi dengan pihak lain.
Ketiga, iri dan dengki. Akar penyakit ini ialah kecenderungan untuk selalu bersaing dengan orang lain. Kita memandang dunia sebagai medan pertempuran dan setiap orang adalah pesaing kita. Kita berjuang mengalahkan mereka. Kita berduka melihat orang lain sukses. Kita sedih melihat tetangga membeli mobil baru.
Bangsa kita dipenuhi manusia-manusia yang mengidap penyakit ini. Saya menyingkatnya menjadi AIDS (Arogan, Iri, Dengki, Serakah). Itu sebabnya masalah kita tak kunjung usai. Tetapi, daripada melihat orang lain, marilah kita melihat diri kita sendiri. Bukan mustahil, kita pun terinfeksi penyakit "AIDS" ini.
Mulailah melakukan perjalanan ke dalam hati dan mendeteksi adanya benih-benih "AIDS" dalam hati kita. Awalnya pasti sulit. Saya ingat kata-kata mantan Sekjen PBB Dag Hammarskjold, "Perjalanan paling panjang dan paling melelahkan adalah perjalanan masuk ke dalam diri kita sendiri."
(Dari: Buku Life is Beautiful - Sebuah Jendela untuk Melihat Dunia, karya Arvan Pradiansyah. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar