Seorang mahasiswa dari negara maju yang sangat berminat pada kehidupan di negara berkembang pergi ke India. Namun, segera ia mengalami benturan budaya. Segala sesuatu menjadi sangat menjengkelkan: iklim, makanan, kondisi hidup, wajah-wajah aneh di sekitarnya.
Tetapi, hal yang paling membuatnya marah adalah hal yang remeh. Ia tinggal di sebuah kamar yang juga dihuni seekor tokek yang besar, gemuk, dan jelek. Mahasiswa itu sangat marah. "Saya tidak mau hidup dengan makhluk itu," katanya. Ia mencoba menangkap tokok dengan berbagai cara, tetapi sia-sia.
Tokek itu bersembunyi di balik lemari. Dalam kebingungan, tiba-tiba muncul gagasan bagus di benak mahasiswa itu. Ia akan mencoba berteman dengan si tokek.
Begitu masuk ke kamar, mahasiswa itu akan mencari tokek dan mengajaknya berbicara. Ia bahkan memberi tokek itu nama dan mencatat beberapa kebaikan tokek, misalnya mengurangi jumlah nyamuk di kamar.
Setelah beberapa waktu, mahasiswa itu mulai menyadari: masalah yang muncul sebenarnya bukan berasal dari lingkungan di sekitarnya, melainkan dari dalam dirinya sendiri. (Willi Hoffsuemmer)
(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-1, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar