Seorang pria menemukan kepompong ngengat dan membawanya pulang untuk melihat kepompong menetas. Suatu hari, ada celah kecil muncul. Untuk beberapa saat, ngengat kecil itu berjuang, tetapi ia tidak bisa memaksakan badannya melewati celah tersebut.
Menganggap ada yang tidak beres, pria itu mengambil gunting dan menggunting sebagian kepompong yang tersisa. Ngengat dapat keluar dengan mudah. Tetapi, badannya membesar dan bengkak, sayapnya kecil dan kusut.
Pria itu berharap, dalam beberapa jam ke depan, sayap ngengat akan berkembang dalam keindahan alaminya. Namun, hal itu tidak terjadi. Ngengat tidak berkembang menjadi makhluk yang terbang bebas, melainkan harus melata, menyeret badannya yang bengkak dan sayap yang kusut.
Kepompong yang menjepitnya dan perjuangan yang dibutuhkan untuk keluar dari celah kecil tadi merupakan jalan Tuhan untuk mendorong cairan dari badannya ke dalam sayap. Pengguntingan kepompong berdasarkan "belas kasihan" ternyata malah merupakan hal yang kejam.
Terkadang perjuangan merupakan sesuatu yang sebenarnya kita perlukan.
(Dari: Buku 1500 Cerita Bermakna jilid ke-1, karya Frank Mihalic, SVD. Penerbit Obor, 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar