Seorang dokter ahli jiwa pernah ditanya, "Bagaimana cara mendidik orang agar mampu mencinta?" Jawabnya sungguh menarik, "Apakah kamu pernah sakit gigi? Sewaktu kamu sakit gigi, siapakah yang kamu pikirkan?"
Maksudnya jelas. Sewaktu kita sakit, meskipun hanya sakit gigi yang bersifat sementara, bukankah kita memikirkan diri kita sendiri saja?
Kata dokter itu lebih lanjut, "Dunia kita sekarang adalah dunia yang penuh kepahitan. Kepedihan yang tertanam di hati manusia bukan seperti sakit gigi saja. Kita pergi tidur di malam hari dan bangun di pagi hari dengan kepedihan. Kepedihan yang terlalu dalam tak jarang membuat orang menderita sakit jiwa. Di Amerika Serikat, umpamanya, dua per tiga dari tempat tidur di rumah sakit diisi oleh penderita penyakit jiwa. Jumlah bunuh diri pada umur 18-21 tahun tidak sedikit."
Dunia kita penuh kepahitan, dunia tanpa cinta. Kebanyakan manusia begitu penuh perhatian kepada diri sendiri, sehingga sulit keluar dari dirinya dan mencinta dengan sepenuh hati.
(Dari: Buku Tidak Ada Makan Siang Cuma-Cuma - 75 Kumpulan Cerita Bijak, karya Yustinus Sumantri Hp., SJ. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar