Seorang pertapa bertanya kepada batu, "Batu, mengapa kalian hanya diam?" Batu menjawab, "Aku sedang belajar kesabaran dari semesta melalui kegiatan menunggu."
Pertapa lain berbisik kepada air, "Air, apa pelajaran terpenting yang kau peroleh dalam hidup?" Dengan tersenyum gemercik air bersuara, "Kelenturan adalah sumber kekuatan. Bukankah karena kami begitu lentur, tak ada yang bisa mematahkannya?"
Ada juga pertapa yang bercakap-cakap dengan pohon dan bertanya, "Ke mana engkau berjalan, sahabat?" Rupanya pohon tidak bisa menjawab, tetapi ia perlahan bergerak menuju cahaya, seolah sedang berucap, "Cahaya, itulah awal sekaligus akhir setiap perjalanan."
Di tempat lain ada pertapa yang bertanya kepada api, "Ke mana engkau pergi setelah mati?" Dalam bahasa keheningan, api 'berucap,' "Ada banyak hal dalam kehidupan yang tak bisa diwakili oleh kata-kata. Dan lebih banyak lagi jumlah manusia yang tak bisa memahaminya."
(Dari: Buku Tidak Ada Makan Siang Cuma-Cuma - 75 Kumpulan Cerita Bijak, karya Yustinus Sumantri Hp., SJ. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar