Memorial yang dibangun di Washington D.C. untuk mengenang Presiden Amerika Serikat ke-32, Franklin Delano Roosevelt/FDR (1882-1945), berdiri setelah diperdebatkan selama bertahun-tahun.
Kelompok perempuan menuntut agar Eleanor Roosevelt -istri Presiden FDR- diberi pengakuan semestinya. Sementara itu, para aktivis penyandang cacat meminta patung FDR ditampilkan dalam keadaan duduk di kursi roda. FDR pernah terserang penyakit polio yang membuat kakinya lumpuh.
Akhirnya, setelah terjadi banyak kontroversi, memorial itu rampung. Memorial tersebut memberi kesaksian tanpa banyak kata pujian, bagaimana Presiden FDR dan istrinya melayani masyarakat Amerika Serikat dalam masa suram di negara itu, karena depresi besar yang terjadi mulai tahun 1929.
Desain memorial yang unik, membuat para pengunjung tidak melihat sesuatu yang menonjol saat menyusurinya. Hanya dinding granit rata setinggi kira-kira 20 kaki dengan sebuah kutipan singkat dari FDR. Setelah memutari dinding itu, para pengunjung bergerak dari satu areal ke areal lain yang ditandai dengan ketenangan yang mendalam.
Para pengunjung diajak memandangi patung-patung pria dan wanita seukuran manusia - berdiri dalam antrean pembagian makanan, membaca kutipan-kutipan tentang kekejaman perang, menatap langsung ke mata Eleanor Roosevelt, dan akhirnya mendongak melihat FDR duduk di kursi rodanya dengan anjing terrier berdiri di sampingnya.
Kekuatan memorial itu berasal dari kemampuannya membawa para pengunjung menyelami sosok seorang yang memiliki hasrat kuat untuk melayani negaranya. Pengaruh kuat memorial itu adalah membuat setiap pengunjung semakin sadar akan tanggung jawab luar biasa dari kepemimpinan - bukan saja kepemimpinan seorang presiden, namun kepemimpinan semua orang.
Jika Anda ragu akan tujuan Anda, ingatlah kata-kata Martin Luther King, Jr., "Semua orang dapat menjadi besar, karena semua orang dapat melayani."
(Dari: Buku Nikmatilah Fajar Menyingsing bersama Allah, editor Daru Susilowati. Penerbit Gospel Press, 2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar