Kesadaran Murni diperlukan untuk mencapai keberhasilan meditasi, karena ada kemelekatan dalam diri kita. Meskipun kita melakukan meditasi dengan baik, tetapi jika tanpa Kesadaran Murni, kita akan melekat pada kenikmatan yang sangat kecil sekalipun: "Aku ingin lagi."
Kemelekatan adalah hambatan terberat untuk memusatkan perhatian dalam meditasi. Ini yang membuat kita selalu mengabdi pada kebahagiaan diri sendiri: "Aku merana, aku ingin bahagia, karena itu aku bermeditasi." Itu bukanlah jalan yang benar. Meditasi yang baik, hasilnya adalah ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan.
Dalam aktivitas sehari-hari, tanpa Kesadaran Murni, sangat sukar untuk melakukan kebajikan. Yang perlu kita lakukan adalah meninggalkan kemelekatan dan pemujaan diri sendiri. Itu berarti perubahan sikap secara menyeluruh. Di sinilah peran Kesadaran Murni.
Mengapa kita berkata, "Aku mencintaimu" dan kadang pula, "Aku membencimu"? Dari mana pikiran yang naik dan turun ini datang? Itulah pemujaan diri sendiri.
Apa yang ingin kita ucapkan sebenarnya adalah: "Aku benci padamu karena engkau tidak memuaskanku. Engkau tidak memberiku kesenangan." Karena adanya aku (ego) dan kemelekatanku (tidak mendapatkan kepuasan darimu), maka aku benci kamu.
Pikiran kita yang mementingkan diri sendiri merupakan akar dari semua masalah kita. Maka, penawar untuk pikiran yang mementingkan diri sendiri ini adalah Kesadaran Murni.
(Dari: Buku Hening dalam Bising- Metameditasi, karya A. Dedi Prasetia, SS.CC. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar