Ketika ular merayap masuk, ia tak menyadari dirinya berada di atas gergaji. Mata gergaji yang tajam menyebabkan perut ular terluka. Ular menganggap gergaji itu telah menyerangnya. Ia membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.
Serangan ular yang bertubi-tubi menimbulkan luka parah di mulutnya. Ia semakin marah dan mengerahkan segenap kemampuannya untuk mengalahkan "musuh"-nya. Ular berusaha melilitkan tubuhnya ke gergaji. Belitan itu malah membuat tubuh ular semakin terluka parah.
Keesokan pagi, tukang kayu menemukan bangkai ular di dekat gergajinya.
***
Di saat emosi memuncak, kita cenderung melukai orang lain. Setelah peristiwa berlalu, kita baru menyadari sebenarnya yang terluka adalah diri kita sendiri.
Amarah dan dendam bagaikan ular yang membelit gergaji. Segala pikiran negatif yang muncul akan menusuk dan melukai batin kita sendiri. Belajarlah melepaskan hal-hal negatif, sehingga batin kita bersih.
(Dari seorang teman melalui media sosial)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar