Dr. S. Radhakrishnan, seorang filsuf besar dan mantan Presiden India, melakukan kunjungan perdana ke Amerika Serikat di masa pemerintahan Presiden John F. Kennedy. Saat itu cuaca gelap dan badai tengah melanda Washington DC. Ketika Dr. Radhakrishnan turun dari pesawat, hujan lebat mengguyur.
Presiden Kennedy menyambut sejawatnya dengan jabat tangan erat dan senyum hangat. "Mohon maaf, cuaca sangat buruk bertepatan dengan kunjungan Bapak," sapa Presiden Kennedy dengan sopan.
Sang filsuf dan negarawan India itu tersenyum, "Kita tak bisa mengubah hal-hal buruk yang harus terjadi, Bapak Presiden," balasnya, "Tetapi kita bisa mengubah cara kita menyikapinya."
Ada kisah lain tentang seorang pria yang saya temui di Pune, India. Pria itu duduk di tepi jalan, ia cacat mulai dari pinggang ke bawah. Kakinya hanya sepenggal. "Apa yang terjadi dengan Anda?" tanya saya.
"Tidak ada!" jawabnya. "Saya terlahir seperti ini."
"Maafkan atas pertanyaan saya. Siapa yang merawat Anda?" tanya saya lagi.
"Ibu saya, dan terutama, Tuhan."
"Apakah Anda mengalami kesulitan untuk bergerak?" saya ingin tahu.
"Apakah Anda mengalami kesulitan karena Anda tidak memiliki sayap?" ia balik bertanya, "Bukankah akan lebih baik jika Anda bisa terbang daripada harus menunggu jam keberangkatan pesawat?"
"Hidup adalah soal kebiasaan," tambahnya, "Jika Anda mulai berkeluh-kesah, akan ada begitu banyak hal untuk dikeluhkan. Bagaimana cara Anda menyikapi hidup, itulah yang terpenting."
(Dari: Buku Menulis di Atas Pasir - 75 Kisah tentang Keberanian dan Keteguhan Iman, karya J.P. Vaswani. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar