Memaafkan itu sulit, karena kita percaya pada mitos bahwa memaafkan orang adalah untuk kepentingan orang tersebut. Mitos ini membuat kita berpikir, memaafkan akan membuat kita rugi dua kali.
Pertama, kita sudah rugi karena disakiti orang lain. Kedua, kita tambah rugi karena harus memberikan maaf kepadanya. Karena itu, banyak orang yang begitu marah atau benci kepada orang yang telah menyakitinya, mengatakan sampai mati pun tidak akan memaafkan orang yang telah menyakitinya. Ini sangat disayangkan, karena dengan begitu orang tersebut telah memelihara luka sepanjang hidupnya.
Ada ungkapan bijak yang bisa kita resapi dan renungkan: Memaafkan berarti melepaskan tawanan dan menyadari bahwa tawanan itu adalah diri kita sendiri.
Dengan memaafkan, kita sendiri yang akan memetik keuntungannya. Memaafkan membuat hati jadi tenang dan damai. Memaafkan melindungi kita dari pengaruh orang tersebut. Memaafkan membuat kita menjadi orang yang tak mudah disakiti orang lain.
Yang menarik, memaafkan itu tidak harus merupakan proses dua arah. Memaafkan bisa terjadi satu arah. Kita tak perlu menunggu orang yang bersalah minta maaf. Lebih baik kita langsung memaafkan orang yang bersalah, terlepas dari apakah ia mau minta maaf atau tidak. Jangan menggantungkan kebahagiaan kita pada orang lain. Orang lain tak perlu tahu kita sudah memaafkannya. Memaafkan adalah urusan kita, bukan urusan orang lain.
(Dari: Buku Cherish Every Moment - Menikmati Hidup yang Indah Setiap Saat, ringkasan hal. 235-237, karya Arvan Pradiansyah, Happiness Inspirator. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar