Hambatan utama dalam menghargai setiap momen adalah pikiran kita sendiri. Pikiran kita senantiasa bercakap-cakap dengan dirinya sendiri dan ini sulit dihentikan.
Ketika kita sedang dilanda sebuah masalah - apalagi bila masalahnya cukup berat - pikiran kita akan melakukan self talk secara berulang-ulang. Kita disibukkan dengan perdebatan yang terjadi dalam pikiran kita sendiri, sehingga kita akan sulit merasakan hal-hal yang ada di sekitar kita.
Hambatan yang lain adalah kebiasaan kita melakukan sesuatu secara otomatis dan tanpa kesadaran penuh. Kita juga sering ingin menyelesaikan apa pun yang kita lakukan secepat-cepatnya. Padahal, keindahan segala sesuatu senantiasa terletak pada prosesnya bukan pada hasilnya.
Mana yang lebih nikmat, menyaksikan pertandingan sepak bola atau mengetahui hasil akhirnya? Menikmati makanan satu demi satu atau merasakan perut yang telah kenyang? Menikmati sebuah film atau mengetahui akhir ceritanya?
Hidup yang indah terletak pada menjalani prosesnya satu demi satu dengan penuh kesadaran. Kita melakukan satu hal di satu waktu. Kita menyatukan badan, pikiran, dan jiwa kita di satu tempat. Dengan demikian kita selalu akan memiliki energi baru dan hidup di setiap momen.
Kita bisa melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya karena energi kita akan terpusat. Kita pun akan memperoleh kedamaian dalam setiap apa pun yang kita lakukan.
(Dari: Buku Cherish Every Moment - Menikmati Hidup yang Indah Setiap Saat, karya Arvan Pradiansyah, Happiness Inspirator. Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar