Monte Santo di Brazil, sebuah kota yang menjadi saksi kelahiran seorang bayi laki-laki pada tahun 1977. Bayi ini lahir dengan kondisi congenital arthrogryposis dan dinyatakan tak bisa bertahan hidup.
Ibu sang bayi disarankan untuk berhenti memberi makan kepada anaknya, karena harapan hidup yang tipis. Namun, kekuatan cinta ibunda mendorongnya terus berusaha membesarkan bayinya.
Dengan penuh kasih sayang, sang ibu merawat bayi yang diberi nama Claudio Vieira de Oliveira. Bayi ini lahir dengan kepala terbalik, kedua tangannya tak dapat berfungsi, bahkan kakinya pun tidak sempurna.
Orangtuanya membuat situasi rumah sesuai dengan kondisi sang anak. Tempat tidur, stop kontak, telepon, dan lainnya dibuat lebih rendah, agar Claudio dapat menjangkau benda-benda itu dengan mudah.
Tanpa terasa, 38 tahun berlalu. Claudio tumbuh menjadi seorang dewasa yang hebat. Namanya menjadi pembicaraan di seluruh dunia, bukan sebagai pemuda cacat yang mengharapkan belas kasihan, tetapi sebagai pembicara hebat yang membuat setiap orang berdecak kagum.
Bagaimana ia bisa melewati setiap tantangan kehidupan? Dengan semangat yang gigih, Claudio belajar melakukan semuanya sendiri. Ia menjalankan mouse dengan menggunakan bibirnya, serta menggigit pena untuk menuis dan mengetik. Dengan menggunakan sepatu khusus, Claudio dapat berjalan keliling kota.
"Saya tidak melihat dunia dengan cara terbalik. Inilah yang selalu saya sampaikan saat bicara di depan publik. Saya sudah tidak takut lagi dan saya bisa katakan, saya seorang profesional, pembicara publik internasional," ujar Claudio.
Claudio dan keluarganya telah mematahkan anggapan bahwa keberhasilan hanya dapat diraih mereka yang memiliki tubuh sempurna. Ia lahir dengan kepala terbalik, tetapi pandangan dan pemikirannya tidak terbalik. Fisiknya boleh terbatas, tetapi semangat dalam dirinya tidak terbatas.
Apa pun kondisi kita saat ini, bangkitlah dan yakinlah kita masih bisa melakukan sesuatu yang berarti.
(Dari: Buku Manna Sorgawi - Renungan untuk Pribadi, Keluarga, dan Kelompok, edisi Januari 2015. Penerbit YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar