Cari Blog Ini

Selasa, 26 Januari 2016

Bertekad Berkenalan

Salah satu saat terbesar dalam pengalaman perkembangan setiap orang adalah 
ketika ia tidak lagi mencoba bersembunyi dari dirinya sendiri, tetapi bertekad berkenalan dengan dirinya yang sebenarnya. 


(Dari: Buku Berpikir Positif Setiap Hari, karya Norman Vincent Peale. Penerbit Interaksara, 2001)

Senin, 18 Januari 2016

Setiap Trauma Menawarkan Pilihan

Sebagian besar dari kita pernah mengalami trauma. Kita punya pilihan tentang pengalaman traumatis itu akan menjadi apa bagi diri kita.

Apakah kita memilih untuk menjadikannya sebagai hal yang melukai begitu dalam, sampai akhirnya membunuh kita karena kita tak pernah mengatasinya? Atau kita memilih menjadikan pengalaman traumatis itu butiran pasir yang akan menghasilkan mutiara yang menakjubkan?

Ada hikmah tersembunyi di balik setiap trauma. Namun, diperlukan visi yang lebih dalam untuk melihatnya. Jika kita memandang trauma masa lalu dengan sudut pandang baru, kita akan melihat hikmah yang ditawarkan. Jika kita tak menerima hikmahnya, trauma itu akan menjadi bagian dari pertahanan kita, pelindung karakter diri kita.

Kesediaan kita melihat hikmah dari trauma memungkinkan kita menyingkirkan pelindung karakter diri kita. Energi lalu mengalir, sehingga bisa digunakan untuk kesehatan dan kebahagiaan kita.


Latihan

Hari ini, bayangkan Anda mengambil trauma yang pernah Anda alami, lalu menyerahkan trauma itu kepada Tuhan. Rasakanlah hikmah yang menghampiri Anda. Terimalah hikmah, kedamaian, dan pemahaman baru ini. Anda akan merasakan sebuah hidup baru muncul kembali.

(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)

Selasa, 12 Januari 2016

Anda Luar Biasa!!!

Suatu hari Minggu, saya mendapat sebuah buku dari Uni - panggilan akrab Ibu Eni Kusuma. Judul bukunya Anda Luar Biasa!!! Begitu luar biasanya sampai tanda serunya ada tiga! Mengapa buku itu saya sebut LUAR BIASA?

Pertama, penulisnya memang luar biasa. Ia seorang asisten rumah tangga - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong yang berasal dari keluarga miskin. Rumahnya dekat tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Tetapi, sampah justru menjadi gudang ilmu yang tak pernah kering bagi Uni. Di TPA itu ia menemukan banyak buku bekas dan kartu-kartu motivasi terbitan Harvest.

Untuk membantu biaya hidup keluarganya, Uni menitipkan kue buatan ibunya ke kantin dan membantu ayahnya membuat kerupuk. Berkat kegigihannya, ia lulus SMA Negeri 1 Banyuwangi. Tak ada kata "menyerah" dalam dirinya. Lewat perjuangan panjang, ia berhasil menjadi TKI di Hongkong. 

Kedua, pujian untuk buku tersebut datang dari 27 orang top di Tanah Air maupun mancanegara. "Buku ini merupakan wujud kemampuan seorang Eni Kusuma yang berhasil mengembangkan talenta yang dipunyainya dengan baik. Saya ucapkan selamat! Sungguh, Anda Luar Biasa! Untuk membuktikannya, silakan baca buku ini. Salam sukses luar biasa," tulis Andrie Wongso, motivator terkemuka di Indonesia.

Tung Desem Waringin pun berkomentar, "Sudah saya baca. DAHSYAT! Sudah saatnya Eni memilih pekerjaan atau bisnis yang lebih dahsyat. Yes, Eni pasti bisa! Pasti bisa! Sudah bisa!" 

Ketiga, buku ini merupakan kumpulan tulisan Eni di situs Pembelajar.com asuhan teman saya, Andrias Harefa. Si Manusia Pembelajar ini sangat bangga kepada Eni, "Saya merasa ada api yang menyala dalam diri penulis buku ini. Buat Eni, saya kira ia bergerak ke arah judul buku yang ditulisnya sendiri, ke arah kesadaran akan keluarbiasaan dirinya sebagai sosok manusia ciptaan Tuhan. Bacalah buku ini, dan bersiap-siaplah untuk terguncang karenanya!"

Keempat, saat saya membaca "buku motivasi pertama yang ditulis oleh seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia di Hongkong" (begitu catatan di bawah judul buku tersebut), saya semakin sadar bahwa kesuksesan seseorang bukan didasarkan pada latar belakang seseorang, tetapi tekadnya untuk mau belajar terus-menerus.

Kelima, mau bertindak. Eni Kusuma bukan orang yang NACO (No Action Concept Only), NADO (No Action Dream Only), NATO (No Action Talk Only); tetapi benar-benar seorang high achiever dan high performer! Mau ikuti teladannya?

(Dari: Buku Love is Beautiful - Ketika Iman Bersanding Cinta, karya Xavier Quentin Pranata. Penerbit PT BPK Gunung Mulia, 2009)     
  

Rabu, 06 Januari 2016

Menebar Berkat

Ketika kita berada pada posisi berkorban, kita merasa tidak cukup layak untuk berdiri setara dalam situasi tertentu. Kita merasa harus berkorban dan hanya melakukan segala sesuatu bagi orang lain.

Memberi berkat adalah lawan dari pengorbanan. Kita berharap segala sesuatu baik bagi orang lain. Dengan memberi berkat kita sepertinya menyatakan, "Aku punya kekuatan. Aku bisa memberi dalam situasi ini. Berkatku akan mengubah situasi tertentu menjadi lebih baik. Aku tidak perlu mengorbankan diri. Aku bisa memberi berkat."

Dengan memberi energi, cinta, serta harapan agar segala sesuatu baik adanya, kita mengubah keadaan. 

Latihan

Hari ini tebarkanlah berkat kepada setiap orang, terutama dalam keadaan ketika Anda tergoda untuk menilai seseorang. Singkirkanlah penilaian Anda, buanglah kecenderungan untuk mengorbankan diri. Berkatilah siapa pun yang berhubungan dengan Anda.   

(Dari: Buku Kalau Sakit, Bukan Cinta - 366 Rahasia Hubungan yang Sukses, karya Chuck Spezzano, Ph.D. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2013)
 

Jumat, 01 Januari 2016

Tiga Sosok dalam Satu


Kehidupan tanpa Kasih adalah seperti pohon tak berbuah.
Dan Kasih tanpa Keindahan adalah seperti 
bunga tanpa semerbak dan buah tanpa biji.... 
Kehidupan, Kasih, dan Keindahan 
adalah tiga sosok dalam satu, 
yang tak dapat dipisahkan atau diubah.  
(Kahlil Gibran, 1883-1931)

(Dikutip dari Penglihatan dalam buku Renungan dan Meditasi, karya Kahlil Gibran. Penerbit Classic Press, 2003) 

Selamat Tahun Baru 2016